Witing Tresno Jalaran Seko Kulino

by - September 15, 2014

Maria mercedes ternyata sudah menikah secara diam-diam dengan Santiago. Setelah Santiago meninggal otomatis Maria Mercedes jadi pewaris tunggal atas seluruh harta kekayaan milik Santiago. Mengetahui hal ini tentu saja membuat Malvina sangat geram. Malvina tidak rela jika harta kekayaan Santiago jatuh ke tangan Maria Mercedes yang dianggap Malvina sebagai gembel tak berguna. Untuk itu Malvina pun segera menyusun rencana. Ia memaksa Jorge Luis anak kandungnya  untuk mau menikah dengan Maria Mercedes demi mendapatkan harta warisan Santiago. Awalnya Jorge Luis menolak keinginan Malvina tersebut, karena ia sama sekali tidak mencintai Maria Mercedes. Namun Malvina terus saja memaksa, Malvina membujuk Jorge Luis untuk menikah sementara saja dengan Maria Mercedes. Jika nanti Maria sudah mau menandatangani surat penyerahan semua harta milik Santiago pada Luis, maka Luis bisa segera menceraikan Maria. Begitu kira-kira rencana Malvina.

Akhirnya Jorge Luis mau mengikuti rencana ibunya untuk menikah dengan Maria Mercedes. Waktupun terus berjalan, Luis jadi sering bertemu dengan Maria. Mereka berdua mulai sering bercakap-cakap antara satu sama lain. Siapa sangka setelah sering melewatkan waktu bersama Maria Mercedes, benih-benih cintapun mulai tumbuh dalam hati Jorge Luis. Witing Tresno Jalaran Seko Kulino, begitulah kira-kira ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Luis pada Maria. Ternyata tak hanya Luis saja yang merasakannya, Mariapun juga merasakan hal yang sama. Rencana jahat Malvina gagal total karena Luis kemudian jadi berbalik menentang Malvina. Kini Luis benar-benar jatuh cinta pada Maria istrinya dan memilih untuk melindungi Maria Mercedes dari kejahatan Malvina. Akhirnya Jorge Luis dan Maria Mercedes hidup bahagia selamanya.


Itulah kira-kira sebuah cerita yang bisa menggambarkan tentang ungkapan dalam bahasa jawa witing tresno jalaran seko kulino. Ungkapan ini dalam bahasa Indonesia artinya adalah awal cinta karena terbiasa. Pada jaman dahulu ungkapan ini sering dijadikan pegangan oleh para orangtua dalam rangka menjodohkan anak-anak mereka. Kala itu proses pacaran masih merupakan hal yang dianggap tabu. Orangtua akan menyeleksi bibit, bebet dan bobot calon menantu untuk selanjutnya langsung dinikahkan dengan anak mereka. Para orangtua jaman dulu percaya bahwa anak-anak mereka akan bahagia dalam pernikahan tersebut karena witing tresno jalaran seko kulino juga sudah mereka buktikan sendiri dalam menjalani biduk rumah tangga yang dibina selama ini.

Saya dan suami adalah contoh pasangan suami istri yang mengalami kasus witing tresno jalaran seko kulino. Hubungan kami tidak pernah melewati proses pacaran, hanya kenal selama 3 bulan lalu memutuskan untuk menikah. Setelah menikah lama-lama rasa cinta dan kasih sayang di antara kami tumbuh subur hingga kini. Alhamdulilah saat ini usia pernikahan kami sudah berjalan 5 tahun lebih dan kami masih saling menyayangi satu sama lain.

Witing tresno jalaran seko kulino tak hanya berlaku dalam proses perjodohan. Perselingkuhan antar pasanganpun tak jarang terjadi juga dikarenakan kebiasaan terlalu sering bersama. Sesama rekan kerja di kantor bisa berubah jadi pasangan selingkuhan lantaran terlalu sering lembur bareng ataupun karena sering pergi dinas luar kota bersama. Sepasang sahabat yang tadinya hanya terbiasa saling curhat tentang pasangannya masing-masing lama kelamaan juga bisa jadi saling jatuh cinta dan memutuskan untuk jadi pasangan selingkuh. Banyak kasus-kasus perselingkuhan yang terjadi hanya gara-gara witing tresno jalaran seko kulino.

Itulah sebabnya kenapa dalam ajaran agama Islam yang saya anut ada larangan untuk berdua-duaan antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrimnya. Sehingga dalam Islam tidak ada tuntunan tentang proses pacaran. Ta'aruf diperbolehkan asal hanya sebatas pada mengetahui latar belakang keluarga,pendidikan,ilmu agama dan wajah calon suami atau istri yang akan dinikahinya. Itupun tidak boleh dilakukan hanya berdua saja harus ada pendamping yang menemani keduanya. Apabila sudah ada kesepakatan maka disarankan untuk menyegerakan pernikahan yang bisa menghalalkan hubungan antara laki-laki dan perempuan tersebut. Setelah resmi menikah barulah perasaan cinta diantara keduanya akan jadi makin kuat berkat teori witing tresno jalaran seko kulino ini.

Ungkapan jawa ini memang mengandung makna yang sangat dalam. Tak hanya bisa diterapkan dalam hubungan antar manusia saja. Witing tresno jalaran seko kulino juga bisa terjadi dalam hal yang menyangkut hobi, keahlian dan profesi. Sebagai contoh anak yang dari kecil terbiasa melihat dan mendengar orangtuanya bermain musik, lama kelamaan akan jadi ikut suka pada musik dan mungkin setelah dewasa ia pun akan mengikuti jejak orangtuanya menjadi seorang musisi. Contoh lain misalnya orang yang tadinya sangat tidak suka menulis, lantaran dipaksa oleh dosennya untuk mengerjakan tugas berupa membuat papper terus-terusan. Justru lama-lama malah jadi menikmati kebiasaan menulis tersebut lantas jadi hobi dan akhirnya menjadikannya sebagai profesi. Itulah contoh the miracle of witing tresno jalaran seko kulino.

Saking dalamnya makna dari ungkapan jawa witing tresno jalaran seko kulino ini sampai-sampai grup band Dewa terinspirasi untuk mengabadikan ungkapan jawa ini dalam sebuah syair lagu Risalah Hati yang sangat indah sebagai  berikut :

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku 
meski kau tak cinta kepadaku
Beri sedikit waktu
Biar cinta datang karena telah terbiasa

Dengan menghayati makna dari ungkapan jawa witing tresno jalaran seko kulino ini maka saat ini saya menerapkan konsep pendidikan anak usia dini pada anak saya yang menekankan pada penanaman kebiasaan yang baik sejak dini. Kebiasaan baik yang saya ajarkan sejak dini bisa berupa hal sederhana seperti mengucapkan maaf, tolong, terimakasih, membuang sampah pada tempatnya, mencintai lingkungan, sopan santun pada orang tua, membiasakan mengaji, melaksanakan sholat 5 waktu dengan tertib dan lain sebagainya. Jika hal semacam ini terus diajarkan dan dibiasakan pada anak-anak kita sejak kecil maka merekapun akan jadi cinta dengan kebiasaan tersebut sehingga tidak ada rasa berat dalam melaksanakannya. Bukankah melakukan hal-hal yang didasari dengan rasa cinta itu akan jadi terasa lebih ringan dan mudah? Dan cinta ini bisa tumbuh karena berawal dari kebiasaan seperti ungkapan jawa witing tresno jalaran seko kulino.



You May Also Like

0 comments

Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)